I
Menanggapi rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, sejumlah
aksi demonstrasi kembali menyeruak di banyak tempat oleh berbagai unsur
masyarakat. Seperti biasa, ada yang pro, ada juga yang kontra terhadap
aksi para demonstran. Yang kontra terhadap demonstrasi biasanya punya
beberapa alasan seperti:1. Tidak merasa memiliki isu yang sama dengan yang disuarakan para demonstran. Dalam konteks kenaikan harga BBM, ya mungkin mereka tidak akan terpengaruh dengan hal tersebut. Hidup mereka akan tetap nyaman karena pendapatan mereka sudah melewati batas-batas untuk setidaknya memenuhi kebutuhan dasar manusia, pun setelah harga meningkat karena inflasi dsb.
2. Merasa demonstrasi bukan cara yang tepat untuk menyampaikan pendapat. Kata mereka: daripada demonstrasi, mending tetap bekerja dan berkarya, tunjukkan yang kita bisa untuk negeri ini dsb dsb. Apalagi demonstrasi sering berakhir anarkis, semakin membuat sebagian kalangan tak menyukai opsi ini untuk menyampaikan aspirasi.
3. Atau memang mereka sudah apolitis – asosial.
II
Namun yang pasti, suka atau tidak suka,
demonstrasi akan selalu ada. Karena demonstrasi merupakan salah satu
cara rakyat untuk bersuara. Untuk menyampaikan pendapat, khususnya
kepada para pembuat kebijakan, para pengambil keputusan. Kepada
pemerintah.
Apalagi di negeri, dimana ruang untuk
menyampaikan pendapat sudah diberangus atau kalaupun ada, hanyalah
sebuah skenario dagelan belaka. Di jaman Orde Baru misalnya, ruang
bicara diberangus. Keberanian bersuara miring terhadap/tentang
pemerintah akan berujung pada pemenjaraan/kematian. Tak heran, begitu
konsolidasi (khususnya di kalangan mahasiswa) berhasil dilakukan, adalah
demonstrasi besar-besaran yang mampu menurunkan sang diktator,
Soeharto. Hal serupa juga pernah terjadi di Filipina. Gerakan “People
Power” di tahun 1986 berhasil menggulingkan Presiden Marcos, yang
menjalankan roda pemerintahan dengan korup. Atau tahun lalu, gelora
demonstrasi jugalah yang memberikan jalan bagi rakyat di Mesir dan
Suriah untuk bersuara dan membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
Pasca orde baru, saya melihat ruang bicara
rakyat kepada pemerintah ada, tapi tak (sepenuhnya) didengar. Para wakil
rakyat yang terhormat, tak (sepenuhnya) mempedulikan suara rakyat. Yang
mereka bicarakan di ruang-ruang rapat, mostly adalah suara partai,
meski tentu saja mengatasnamakan rakyat. Dalam kondisi seperti ini,
lagi-lagi, mau tidak mau, suka tidak suka, demonstrasi adalah salah satu
jalan menyampaikan aspirasi.
III
Makin rakyat menderita, makin rakyat tidak
didengar-tidak dipedulikan, makin besar gelombang demonstrasinya. Dan
bahkan pada saat-saat seperti ini, demonstrasi bisa jadi bukan sekedar
salah satu jalan, tapi satu-satunya jalan, untuk memaksa pemerintah
mendengar suara rakyat. Tuntutan rakyat.
Menurut saya, isu di negeri ini bukan
sekedar soal rencana kenaikan harga BBM. Isu korupsi, impotensi hukum,
ketidakadilan, kerusakan lingkungan, konflik horizontal dan sebagainya
sudah melewati ambang batas optimal. Dan semua ini bermuara kepada
penderitaan rakyat. Negeri ini akan karam sebagai sebuah bangsa jika tak
ada tindakan segera yang diambil oleh rakyat. Saya pikir wajar jika
rakyat geram dan berpikir untuk melakukan demonstrasi, menyampaikan
suaranya, yang jarang sekali didengar penguasa.
Saya malah khawatir kalau rakyat diam-diam
saja di tengah berbagai keruwetan negeri ini. Jangan-jangan kita memang
sudah sekedar mencari jalan masing-masing di negara ini, tanpa lagi
memikirkan kelangsungan kehidupan sebagai sebuah nation.
IV
Demonstrasi cuma salah satu cara. Bahkan
seringkali, demonstrasi hanyalah sebuah reaksi dari aksi
pemerintah/penguasa yang dianggap bisa membuat rakyat hidup makin sulit.
Oleh karena itu, dalam perspektif perjuangan
rakyat yang membutuhkan waktu sangat lama, tak cukup hanya sekedar
berdemonstrasi. Rakyat harus pintar. Harus belajar. Harus punya
integritas. Dengan itu semua, cita-cita perjuangan baru akan sepenuhnya
bisa tercapai. Rakyat tak boleh melulu hanya bereaksi. Rakyat harus
beraksi, karena negeri ini adalah milik mereka.
Tapi ya, tak bisa dielakkan, demonstrasi adalah salah satu alat perjuangan rakyat. Jangan dipandang enteng atau dihina.