Minggu, 28 November 2010

Jejaring sosial membuat kecanduan

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.

Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.

Kecanduan FACEBOOK or TWITTER
 
Banyak orang maniak dengan situs jejaring sosial hingga membuat mereka menyepi dan jatuh ke jurang sosial. Sampai-sampai ada penyimpangan perilaku dikenal dengan Facebook addiction disorder (FAD). FAD merupakan bagian dari kecanduan Internet (Internet addiction). Walau belum ada dalam kamus psikologi, American Psychiatric Association berencana memasukkan kecanduan ini ke Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima, yang rencananya dirilis pada 2012.

Sebenarnya, menurut Dr Elias Aboujaoude, Asisten Direktur Klinik Obsessive-Compulsive Disorder pada Stanford School, tidak ada yang salah pada teknologi. "Kecuali kehidupan nyata mulai terganggu. Saat itulah ia jadi masalah," ujar Elias.
Penelitian dari University of Guelph, Ontario, Kanada mengungkapkan, situs jejaring sosial menjadi masalah berkaitan dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Tiga peneliti, yakni Amy Muise, Msc; Emily Christofides, Msc; dan Serge Desmarais, PhD, menemukan fakta bahwa menghabiskan waktu di situs jejaring sosial membuat pasangan mereka cemburu.
Jadi mereka menghabiskan waktu untuk mengawasi aktivitas online pasangannya. "Akan jadi masalah jika menghabiskan banyak waktu dengan teman online daripada keluar dengan pasangan," kata mereka.
Pendiri Center Online Addiction, psikolog Kimberly S. Young, MD, PhD, menilai candu ini bisa dilihat dari gaya hidup. "Jika dalam hidup Anda online lebih banyak daripada offline, sudah saatnya Anda menilai kembali (perilaku Anda)," ujar Young.

Young, yang telah bertemu dengan puluhan remaja yang berusaha menghentikan kebiasaan situs jejaring sosial, menilai kecanduan ini seperti kecanduan lainnya. "Sulit untuk menyapih diri sendiri."
Saat ini, Young melanjutkan, tak ada program komputer yang ditujukan untuk membantu penyembuhan mereka yang kecanduan situs jejaring sosial. Bahkan, dua negara dengan populasi online terbanyak, Cina dan Amerika Serikat, harus membuka klinik terapi penyembuhan kecanduan Internet. Di Amerika Serikat, pada Juli 2009, dibuka program untuk rehabilitasi kecanduan Internet. Program selama 45 hari ini dibanderol US$ 14.500.

Young lalu menyajikan sejumlah tip agar tak terjerumus dalam candu situs jejaring sosial ini. Pertama, periksa kembali tujuan bergabung dalam situs jejaring sosial. Kenapa Anda bergabung? Apakah tujuan Anda bergabung? Apakah aktivitas Anda di situs jejaring sosial sudah sesuai dengan tujuan?
Kedua, catat apa yang sebenarnya Anda lakukan di situs jejaring sosial. Catatan ini berguna untuk mengontrol aktivitas Anda. Situs jejaring sosial bisa menjadi kegiatan yang memakan waktu jika Anda membiarkannya.
Terakhir, buat jadwal aktivitas membuka situs jejaring sosial. Dengan jadwal ini, Anda membatasi waktu online agar sesuai dengan tujuan awal Anda. Periksa akun situs jejaring sosial sekali sehari. Ini adalah cara untuk melepaskan diri tanpa harus menghapus situs jejaring sosial dari kehidupan Anda.

Pemain Spanyol kini tidak leluasa lagi beraktivitas di dunia maya, khususnya selama Piala Dunia 2010. Itu berkaitan dengan larangan kepada Iker Casillas dkk membuka situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter selama Piala Dunia. Alasannya, selain dianggap sekadar fun, konsentrasi pemain rentan terganggu.
     "Kami telah diminta staf pelatih untuk tidak membuka Facebook atau Twitter sejak saat ini sampai berakhirnya Piala Dunia," kata gelandang Spanyol Andres Iniesta sebagaimana dilansir AFP.
     Kendati banyak pemain Spanyol yang diketahui maniak situs jejaring sosial, mereka tidak komplain dengan kebijakan itu. "Saya respek dengan kebijakan tersebut sekalipun membuat kami sama saja terisolasi dari dunia luar. Di Piala Dunia, kami memang harus fokus. Bukan suatu masalah besar bagi saya," imbuh bintang Barcelona itu.
     Berhubung tidak lagi online sampai berakhirnya Piala Dunia, Iniesta pun telah menulis kalimat perpisahan di akunnya. "Kita akan segera bertemu lagi setelah saya menjalani Piala Dunia. Harapan saya, kita akan kembali bertemu 11 Juli (Spanyol lolos final, red)," tulis Iniesta.
     Carles Puyol, defender Spanyol dan rekan setim Iniesta di Barcelona, tak kalah puitis menulis kalimat perpisahannya di Twitter-nya. "Halo semua, mulai hari ini (27/5) saya tidak bisa lagi berinteraksi dengan kalian sampai sepulang dari Piala Dunia nanti. Saya berjanji akan banyak bercerita kepada kalian sepulangnya nanti. Sampai jumpa!," demikian tulis Puyol.
     Puyol termasuk pemain yang gemar menulis sejumlah aktivitasnya di lapangan hijau ke Twitter-nya. Selain berkomunikasi dengan teman-temannya, status sebagai kapten Barcelona menuntut pemain 32 tahun itu sebagai suara klub kepada Barcelonitas (sebutan fans Barcelona) di dunia maya.
     "Ketika Fabregas  mengalami cedera retak fibula dan saya dituding sebagai penyebabnya, saya menggunakan Twitter untuk menyampaikan permintaan maaf kepadanya," tutur pemain berambut kriwil itu. (dns)



Fenomena jejaring sosial tetap bertahan karena pengguna komputer menjadi lebih "mobile."

"Dua hingga lima tahun dari sekarang, seluruh pertanyaan mengenai apakah jejaring sosial lain yang anda gunakan akan diperdebatkan, karena semua akan menjadi sosial," kata Chris Hughes, co-founder Facebook, di Boston, Kamis (28/10).

"Sosial merupakan bingkai, penyaring dari berbagai informasi," kata Hughes selama diskusi panel di konferensi penanaman modal Charles Schwab "Impact 2010."

Facebook memiliki pengguna aktif lebih dari 500 juta. Termasuk lebih dari 150 juta yang mengakses melalui perangkat "mobile" mereka. Jumlah pengguna Twitter yang terdaftar diperkirakan lebih dari 165 juta.

Kedua perusahaan swasta itu dan investor bersiap-siap bila perusahaan itu saham keduanya di jual ke publik.

Biz Stone, co-founder Twitter, mengatakan bahwa ekspansi jejaring sosial akan melacak kenaikan mobilitas pribadi secara lebih dekat, sebagaimana perangkat seperti smartphone menggantikan komputer tradisional.

"Saya ingin melihat lebih sedikit orang-orang yang membungkuk di depan komputer mereka di kantor dalam lima tahun," kata Stone.

Hughes mengatakan bahwa aplikasi seperti Facebook Connect akan makin bertambah melekat dalam struktur jejaring sosial.

Contohnya, pengguna Facebook Connect masuk ke situs New York Times kini bisa melihat artikel mana yang dibaca dan direkomendasikan teman mereka.

"Dengan beberapa klik anda memiliki pengalaman sosial," kata Hughes dikutip Reuters.

Dia menambahkan, fungsi tersebut dapat menjadi cara untuk memangkas arus informasi yang berlebihan yang banyak perjuangan untuk memilahnya.

"Tidak ada penyaring lebih baik daripada orang yang anda kenal dan percaya," kata dia.

Stone memiliki 1.6 juta "follower" untuk "tweet-"nya. Dia mengatakan dia suka mengikuti "feed" dari Sockington the Cat, seekor kucing keahlian menjawab dengan tepat. Kucing itu berasal dari Waltham, Massachusett.

Twitter, kata Stone, "tidak akan menjadi kemenangan teknologi, itu akan menjadi kemenangan kemanusiaan, pertumbuhan potensial ada dari perspektif perubahan positif, bukan hanya perspektif bisnis.


Tahun 2009 adalah tahunnya jejaring sosial. Tapi tak lagi sekadar tempat untuk bicara hal yang remeh-temeh, jejaring sosial sudah menjadi media komunikasi yang agak serius karena merembet sampai ke isu ekonomi dan politik sesungguhnya.

Pengguna jejaring sosial pun semakin meluas. Bila sebelumnya didominasi remaja dan anak sekolah, para orang tua sampai kakek dan neneknya pun terlibat di jejaring tersebut. "Tahun 2009 akan dikenal sebagai masa jejaring sosial menjadi sebuah mainstream," kata Dan Olds, analis di Gabriel Consulting Group kepada situs berita PCWorld.com, hari ini.

"Inilah tahunnya ketika ibu, ayah, dan sampai nenek menemukan Facebook dan Twitter serta memakainya sebagai bagian dari hidup," kata Olds lebih lanjut. "Kebanyakan malah baru pertama kali melakukannya."

Di ranah bisnis, perusahaan pun mulai memandang penting peran jejaring sosial di dalam bisnis mereka, terutama di tengah resesi. Perusahaan seperti Zappos.com dan Dell mendapatkan konsumen baru melalui metode Web 2.0 itu.

Sampai saat ini pengguna Facebook telah mencapai 350 juta. Pada April Nielsen Co. melaporkan bahwa pengguna Facebook menghabiskan waktu 13,9 miliar menit di situs tersebut, 700 persen lebih tinggi ketimbang awal tahun yang mencapai 1,7 miliar menit.

Peningkatan pun terjadi di Twitter. Pada Maret, pengunjung Twitter dari Amerika Serikat naik 131 persen dari Februari menurut comScore Inc. Sedangkan Experian Hitwise, perusahaan monitoring Internet, menyebutkan bahwa lalu lintas Twitter itu meningkat menjadi 1.170 persen pada September dibandingkan awal tahun.

Perintis jejaring sosial seperti MySpace justru menurun. Pangsa pasarnya di Amerika Serikat digerus Facebook, sehingga turun dari 55 persen menjadi 30 persen pada September.

Satu-satunya persoalan besar yang menjadi tantangan bagi jejaring sosial adalah tentang bagaimana meraup pendapatan dan laba. Pada 2009 boleh jadi mereka kelihatan sibuk meramu content dan menciptakan fitur-fitur andalan. Namun, pada 2010 mereka mesti memikirkan bagaimana menghasilkan laba.

Menjelang akhir tahun ini, Twitter telah didekati oleh Google dan Microsoft. Microsoft pun telah menjalin komunikasi dengan Facebook. Namun belum ada satu pun pernyataan seperti apa hasil kerjasama dan berapa nilai duitnya. "Fase adaptasi sudah lewat, kini saatnya periode penentuan tentang nilai," kata Jim McGregor, analis di In-Stat.


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial
http://www.antaranews.com/berita/1288336731/facebook-dan-twitter-jejaring-sosial-biasa
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=6980:larang-situs-jejaring-sosial&catid=34:top-skor&Itemid=84
http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2009/12/28/brk,20091228-216006,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar