Jumat, 11 Maret 2011

AKU CINTA PRODUK INDONESIA


Indonesia, negeri beribu pulau. Berjuta rakyat. Beragam suku dan bahasa. Beragam flora dan fauna. Berhektar-hektar hutan. Bermilyar kendaraan bermotor. Berjuta kaum miskin. Berjuta kaum pengangguran. Beratus tenaga kerja yang disiksa di negeri orang. Beratus koruptor. Beratus teroris. Berjuta masalah. Berjuta kisah.
Di kawasan yang sangat strategis diantara benua Asia dan benua Australia. Di kawasan yang kaya hasil laut diantara samudera hindia dan samudera Pasifik. Di kawasan yang dikenal akan keindahan panorama alamnya. Di kawasan yang terdapat banyak kekayaan alam. Di kawasan yang  kaya akan minyak bumi dan hasil tambang lainnya. Di kawasan yang lengah akan budaya sehingga diakui negara lain. Di kawasan yang banyak musibah karena perubahan iklim yang ekstrim. Di kawasan ini pula kita lahir, tumbuh, beraktivitas, dan mati.
Indonesia adalah negara mandiri yang memperjuangkan kemerdekaannya dengan tangan sendiri. Berjuang sejak pertama kali bangsa Portugis datang. Kemudian bangsa Belanda yang melanjutkan. Lalu giliran sang “macan Asia” yang bertandang ke negeri ini. Semuanya ingin menguasai Indonesia karena kekayaan alamnya, terutama rempah-rempah. Indonesia pertama kali mulai “bergerak” pada tahun 1908 di bawah organisasi pemuda, Budi Utomo. Mulai saat itu, rakyat Indonesia tergerak hatinya untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa lain, terutama kaum pemuda. Tepatnya pada 16 Agustus 1945, kaum pemuda “menculik” Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Menuntut agar mereka segera mendeklarasikan kemerdekaan yang pada saat itu bangsa Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu akibat kota Hiroshima dan Nagasaki di bom atom di perang dunia kedua. Menurut golongan muda, saat ini adalah saat yang tepat untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Tapi bagi golongan tua, kita harus menunggu Jepang memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Tapi akhirnya golongan tua pun menuruti saran dari golongan muda.
Esok pagi, tepanya pukul 10 tanggal 17 Agustus 1945, dengan suara lantang, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi. Saat itulah hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Ada banyak pergerakan nasional yang menguji bangsa indoesia saat itu. Yang paling parah, Partai Komunis Indonesia (PKI) ingin meracuni rakyat Indonesia dengan doktin-doktrin komunis mereka. Puncaknya pada tanggal 30 September 1965, tujuh  pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha pemberotakan untuk mengkudeta pemerintahan Soekarno-Hatta. Ketujuh pejabat tinggi militer ini diberi gelar Pahlawan Revolusi yang diabadikan dengan dibuatnya Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya.
Lima bulan setalah peristiwa Gerakan 30 September itu, tepatnya pada tanggal 11 Maret 1966, Soekarno member Soeharto kekuasaan tak terbatas melalui Surat Perintah Sebelas Maret (supersemar). Ia memerintah Soeharto untuk mengambil langkah yang sesuai untuk mengembalikan ketenangan dan untuk melindungi keamanan pribadi dan wibawanya. Tidak ada yang tahu persis apa sebenarnya isi supersemar tersebut. Namun sayang, amanat Soekarno tersebut disalah gunakan oleh Soeharto. Sejak presiden Soekarno meninggal dunia pada tahu 1970, pak Harto lah yang menggantikannya menjadi presiden RI yang kedua saat itu. Pak Harto sangat diktator selama masa kepemimpinannya. Ia membatasi kebebasan pers, lebih mengutamakn kepentingan partainya (golkar) dibandingkan dengan kepentingan rakyatnya, menangkap siapa saja yang membangkang, dan juga memperkaya diri sendiri dengan KKN.
Pada tanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharo mengundurkan diri atas permintaan para mahasiswa saat itu. Demo besar-besaran dan kerusuhan yang terjadi di depan kampus Trisakti itu memakan banyak korban yang sekarang dikenal dengan nama Tragedi Trisakti. Sejak pengunduran dirinya saat itu, presiden Soeharto digantikan oleh Baharudin Jusuf Habibie tatu yang lebih dikenal dengan B.J. habibie.
Salah satu kesalahan yang terbesar pak Habibie adalah memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur yaitu mengadakan jejak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau tetap menjadi bagian dari NKRI. Tapi sayangnya warga Timor Timur lebih suka untuk memisahkan diri dengan Indonesia pada tanggal 30 Agustus 1999 yang berganti nama menjadi Timor Leste. Kesalahan itulah yang membuatnya lengser dari jabatan presiden.
Setelah bangku pemerintahan dipegang Habibie, giliran Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada tanggal 20 Oktober 1999 oeh MPR. Presiden yang satu ini cukup nyentrik dengan mantranya yang masih terngiang di telinga kita, “gitu aja kok repot”. Bahkan  ia pernah melambaikan tangan kepada masyarakat di istana dengan hanya menggunakan kemeja dan celana pendek.
Setelah masa jabatan pak Gus Dur berakhir pada tanggal 23 Juli 2001, ia digantikan oleh presiden wanita pertama di Indonesia yang juga ketua umum PDIP, ibu Megawati Soekarno Putri. Ia mengikuti jejak ayahnya, Soekarno di bidang politik. Ia berhasil ditumbangkan oleh presiden kita saat ini, SBY dalam pemilihan umum tahun 2004.
Pimpinan partai Demokrat ini menang dalam pemilu tahun 2004. Ia juga telah menyelesaikan masa jabatannya selama 5 tahun. Namun, ia mencoba ikut kembali dalam pemilu tahun 2009. Ia pun menang dalam pemilu tahun 2009. Di periode pertama ia menggaet Jusuf kalla sebagai wakil presiden dan digantikan oleh Boediono di periode kedua. Di selama masa kepemimpinannya, banyak peristiwa terjadi di Indonesia. Pada tahun 2004, gempa dan Tsunami yang begitu dahsyat memporak-porandakan bumi Aceh dan sekitarnya. Banyak korban jiwa melayang dalam peristiwa ini. Karena pusat gempa berada di samudera Hindia, tidak hanya Indonesia yang merasakan dampak Tsunami, negara-negara tetangga juga merasakan hal yang sama, seperti Malaysia, Thailand, hingga ke benua Afrika bagian timur.
Tidak hanya Tsunami yang menyita perhatian dunia. Sebelumnya pada tanggal 12 Oktober 2002, para teroris yang diprakarsai Dr. Azhari dan Nordin M Top itu, meledakkan bom maha dahsyat di Kuta, pulau Bali. Sebanyak kurang lebih 202 korban tewas, terutama turis mancanegara. Sejak kejadian itu, Bali yang sebelumnya menjadi unggulan Indonesia di bidang pariwisata, kini sepi pengunjung. Dunia memberikan “travel warning” kepada Indonesia karena dianggap tidak aman.
Tiga tahun Bali berbenah diri. Meyakinkan kembali kepada para turis mancanegara bahwa Bali kini sudah aman dari teroris. Namum pada tanggal 1 Oktober 2005, terjadi tiga pengeboman. Satu di Kuta dan dua di Jimbaran. Peristiwa ini mengejutkan dunia. Ternyata Bali diyakini masih belum aman untuk berwisata. Namun saat ini kehidupan Bali berangsur normal. Para turis mancanegara mulai berdatangan dari seluruh dunia. Bahkan, Bali menjadi tempat syuting film Eat, Pray, Love yang dibintangi oleh bintang Hollywood, Julia Robert, yang diadaptasi dari sebuah novel karya Elizabeth Gilbert. Diharapkan dari film tersebut, mampu mempromosikan Bali di mata dunia.
Kita kembali ke ibukota, pusat pemerintahan. Disinilah timbulnya permasalahan utama. Kota Jakarta dikenal sebagai kota metropolitan yang menarik perhatian masyarakat luar Jakarta untuk mengadu nasib di Jakarta. Banyak sekali pengangguran di kota ini. Akibatnya, banyak warga miskin yang tersingkir akibat tidak adanya lapangan pekerjaan.
Tentu masih ingat lagu dari alm. Benyamin, seorang pelaku seni asli Betawi yang berjudul Kompor Meleduk. Di lagu tersebut, bang Ben menyelipkan sindiran kepada pemerintah tentang banjir di Jakarta. Memang benar, saat ini jika hujan sebentar saja, beberapa daerah mulai tergenang banjir. Mungkin ini karena pengaruh pemanasan global yang sedang terjadi.
Jika anda perhatikan saat hujan turun, beberapa ruas jalan pasti macet parah. Semua kendaran hampir tidak bisa bergerak sama sekali. Ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Proyek Busway dinilai kurang efektif dalam mengatasi masalah kemacetan di ibukota. Jika kualitas angkutan umum di ibukota diperbaiki, mungkin para pengendara kendaraan pribadi akan beralih ke kendaraan umum. Namun buktinya, pemerintah dinilia lalai dalam urusan ini. Tiang-tiang pondasi yang direncanakan akan dibuat jalur monorail, malah terbengkalai sebagai “pajangan” jalan. Jika masalah kemacetan ini tidak diatasi, diperkirakan pada tahun 2013, jalan-jalan di ibukota tidak bisa menampung banyaknya kendaraan pribadi.
Korupsi, kemacetan, bencana alam, ketegangan dengan Malaysia, adalah pekerjaan rumah pemerintah yang harus ditangani. Namun bagaimanapun, inilah Indonesia. Negeri kita. Negeri tumpah darah kita. Tanah air kita. Disinilah kita lahir dan mati kelak. Kita harus bangga dengan Indonesia bagaimanapun keadaannya. Karena disinilah kita berkarya untuk Indonesia. Jangan berpikiran apa yang bisa Indonesia berikan kepada kita. Tapi apa yang bisa kita berikan kepada Indonesia. Aku cinta Indonesia.

1 komentar:

  1. bisa aja sich agan,tapi biar gimana ane tetep bangga jadi bangsa indonesia

    BalasHapus