Penalaran Induktif
Menurut
Gorys Keraf, penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghubungkan
fakta – fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan yang logis. Penalaran
tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai fakta – fakta yang polos,
tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta – fakta yang berbentuk
pendapat atau kesimpulan. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk
mepunyai penalaran yang sangat peka terhadap setiap mata kuliah maupun
keadaan yang terjadi disekitarnya. Sedangkan dalam buku Cermat Berbahasa
Indonesia karangan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data
atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Secara umum
penalaran dapat diartikan sebagai proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Sebagai
suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi adalah merupakan
suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi
yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan. Dari pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk
bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat
khusus. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan
fakta-fakta. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu
proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian
dengan suatu proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya
itu benar, dan kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan
suatu kesimpulan yang benar. Uraian mengenai proses berpikir deduktif
ialah seperti silogisme kategorial, entimem, rantai deduksi, silogisme
alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya. Contoh: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial
dan penanda status sosial.
Penalaran
induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus
untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih
banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain
penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat
umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara
logika induktif dengan istilah generalisasi.
Contoh :
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan: Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Bentuk-bentuk penalaran induktif
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.
· Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contohnya :
• Luna Maya adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
• Revalina. S. Temat adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
*Generalisasi: Semua bintang film berparas cantik.
Pernyataan “semua
bintang film berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Bella juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi :
a. Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
b. Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi yang
tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui
prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi
tersebut adalah:
Ø Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
Ø Sampel harus bervariasi.
Ø Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
· Hipotese dan Teori
Generalisasi dan hipotese memiliki sifat yang tumpang tindih, namun membedakan kedua istilah tersebut sangat perlu. Hipotese (hypo ‘di bawah’, tithenai ‘menempatkan’)
adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu
untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti
fakta-fakta lain lebih lanjut. Dan sebaliknya, teori sebenarnya
merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila
dibandingkan dengan hipotese. Teori adalah azas-azas yang umum dan
abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat
dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada. Sedangkan
hipotese merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara mengenai
sebab-sebab atau relasi antara fenomena-fenomena, sedangkan teori
merupakan hipotese yang telah diuji dan yang dapat diterapkan pada
fenomena-fenomena yang releven atau sejenis.
· Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
- Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkapkan kekeliruan
- Klasifikasi
Contoh analogi : Demikian pula dengan
manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan
garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian
dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
· Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
a) Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b) Akibat – Sebab.
Bobi tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c) Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
Contoh Kausal :
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi
penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini
tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan
kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Tambahan :
*) Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
**) Metode deduktif
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
- Contoh: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial
dan penanda status sosial.
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
- Contoh:
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik
Pernyataan “semua
bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
- Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
- Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
- Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar