Kamis, 07 April 2011

Perbedaan Antara Kepribadian Bangsa Timur dan Barat

Francis. L.K Hsu. Sarjana Amerika keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian didalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat, dan kesusastraan cina klasik (homeostatis psikologi).

Hsu. Telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.

Nomor 7 dan 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar, yang berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang terdesak kedalam, sehingga tidak disadari oleh individu dan terlupakan.

Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan, pikiran-pikiran dan gagasan oleh individu tetapi disimpan didalam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan oleh siapapun (karena malu, takut salah, sungkan, tidak menemukan kata yang tepat, dan sebagainya).

Nomor 4 dinyatakan sebagai kesadaran yang terbuka, (pikiran-pikiran serta gagasan maupun perasaan).

Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang, atau benda-benda yang diajak bergaul secara karib dan akrab.

Nomor 2 disebut hubungan berguna, fungsi kegunaan (pedagang dan pembeli).

Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh,  terdiri dari pikiran-pikiran dan sikap dalam jiwa manusia, tetapi jarang mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.

Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan tentang orang-orang diluar masyarakat dan Negara Indonesia.

Menurut L.K. Hsu. à yang menggambarkan kepribadian manusia adalah daerah lingkaran nomor 3. Hubungan yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti penuh dan mutlak merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya tokoh-tokoh, benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide dalam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang dan selaras.

Konsep lain adalah konsep Jen. Dalam kebudayaan cina, yaitu; Manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian, adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat.

Kebudayaan timur à lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong-royong, keramah-tamahan, dan lainnya.

Kebudayaan barat à mementingkan kebendaan, kelogisan, asa guna, dan individualisme.

4 Unsur Sastra

Nilai kesenangan ialah Suatu unsur di dalam sebuah kehidupan yang di dengar oleh orang banyak dan memberikan sebuah perasaan bahagia atau lucu kepada yang merasakan, baik melalui membaca,mendengar,dan merasakan sendiri.

Memberikan informasi ialah Suatu unsur di dalam sebuah kehidupan yang mana orang-orang yang ingin mengetahui sesuatu tentang apapun dan ia ingin mendapatkannya baik dalam membaca,mendengar,dan merasakan sendiri.

Warisan cultural ialah Sebuah unsur yang di dalamnya ada sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan suatu daerah yang di turunkan turun temurun oleh orang tua atau nenek moyang mereka, yang bermaksud untuk meindungi daerah tersebut. dengan cara mengisahkan sesuatu tentang daerah tersebut biasanya unsur yang terkandung dalam warisan cultural adalah sesuatu yang berkaitan dengan kerohanian.

Keseimbangan wawasan ialah Adanya unsur  – unsur  nilai yang di terima dari sebuah satra yang di dengarkan atau membacanya sendiri .

KEBUDAYAAN DAN ILMU BUDAYA DASAR

Pada tulisan tugas kali ini, saya akan membahas tentang kebudayaan dan ilmu budaya dasar. Apakah kebudayaan dan ilmu budaya dasar itu? Saya akan membahasnya satu-persatu, mulai dari ilmu budaya dasar.


ILMU BUDAYA DASAR

Ilmu (ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Budaya Dasar (Basic Humanities) memiliki arti manusia yang berbudaya dan halus, yang memiliki keterkaitan dengan nilia-nilai manusia.

Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengelompokan ilmu pengetahuan menjadi :

1.      Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science). Ilmu ini bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat di alam semesta, yang termasuk dalam kelompok ini adalah Fisika, Kimia, Astronomi, Biologi, Mekanika, dan Kedokteran. Hasil penelitiannya 100% benar dan 100% salah.

2.      Ilmu-ilmu Sosial (Sosial Science). Ilmu ini bertujuan untuk mengkaji kete raturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Hasil penelitiannya tidak mungkin 100% benar (hanya mendekati kebenaran).


3.      Pengetahuan Budaya (The Humanities). Ilmu ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalh nilai manusia sebagai makhluk yang berbudaya.


Pengetahuan budaya dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) Seni dan Filsafat.

Jadi, ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diciptakan untuk memberikan kita pengetahuan dasar dan pengertian-pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengakaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Ruang lingkup :

  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya.

  1. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapu yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.


Seperti ilmu-ilmu yang lainnya, ilmu budaya dasar juga memiliki tujuan utama. Tujuan ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik menyangkut orang lain dan alam sekitarnya maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut, ilmu budaya dasar (IBD) diharuskan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan. Persyaratan tersebut antara lain :

  1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya.

  1. Mengembangkan daya kritis terhadap masalah kemanusiaan dan budaya.

  1. Mencegah para calon pemimpin bangsa dan negara agar tidak terjatuh dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.

  1. Mengusahakan wahana komunikasi agar mereka lebih mampu berdialog dengan satu sama lain.


Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan, antara lain :

  • Manusia dan Cinta Kasih
  • Manusia dan Penderitaan
  • Manusia dan Pandangan Hidup
  • Manusia dan Kegelisahan
  • Manusia dan Keindahan
  • Manusia dan Keadilan
  • Manusia dan Tanggung jawab
  • Manusia dan Harapan


KEBUDAYAAN

Kebudayaan (Culture) berasal dari kata sansekerta yang berbunyi Buddayah. Buddayah adalah bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang berhubungan atau bersangkutan dengan akal.

Budaya sendiri berasal dari kata budi dan daya. Budi dan daya memiliki arti yang berupa karya, cipta, dan rasa.

Jadi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan cara belajar, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat.

Cerita rakyat: Malin kundang

Malin Kundang 
Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.
Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.
Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.
Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.
Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. 
Kesimpulan dari cerita ini adalah
a) Janganlah durhaka terhadap orang tua apalagi terhadap ibu kita.
b) Janganlah berlaku dan berkata kasar terhadap ibu kita yang telah melahirkan kita.
c) Jangan pernah untuk melupakan ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita
 Nilai Budaya yang bisa kita ambil:
1. Kita sebagai anak harus mnghormati orang tua dan orang yang lebih tua dari kita.
2. Kisah ini dari daerah padang yang berfaham matrialisme,( gen ibu yang dominan)
· Nilai moral
Dalam cerita ini, tindakan Malin Kundang tidak bermoral dan berprikemanusiaan, seperti tercermin dari tindakannya yang menghardik ibunya. Jika Malin Kundang adalah seorang yang bermoral dan berprikemanusiaan tentulah dia tidak akan menyakitkan hati ibunya.

· Nilai Agama
Dalam cerita rakyat berjudul Malin Kundang ini terdapat nilai agama yang dilanggar oleh Malin Kundang. Agama menyuruh kepada semua orang anak untuk menghormati kedua orang tua, dan juga memuliakan ibu.
Sumber :http://www.ceritaanak.org/