Sabtu, 23 Oktober 2010

Homo Homini Lupus dan Homo Homini Socius

Ungkapan “homo homini lupus” (manusia adalah serigala bagi manusia lain) dipopulerkan oleh Thomas Hobbes, 
seorang filsuf dari Inggris, untuk menggambarkan situasi masyarakat yang diwarnai oleh persaingan dan peperangan. Siapa pun bisa menjadi musuh. Manusia yang satu bisa “memakan” dan mengorbankan manusia lain demi tujuan yang ingin dicapai. “Bellum omnium contra omnes” (perang semua melawan semua).

Thomas Hobbes

pendapat Thomas Hobbes ini masih dapat kita jumpai dalam situasi kita sekarang ini. Kita merasakan bahwa situasi persaingan itu semakin menguat baik antar negara, suku, daerah, sekolah, bahkan hingga kelompok organisasi yang amat kecil. Apalagi di era modern dan era globalisasi yang ditopang oleh sistem pasar bebas.

“jika mau tetap bisa eksistensi, harus berani bersaing dengan yang lain ” itulah kata-kata yang seringkali dimunculkan. Di antara negara-negara, persaingan itu sangat kentara. Perusahaan-perusahaan trans-nasional bertebaran di mana-mana. Misalnya saja perusahaan minyak luar negeri seperti Shell dan Petronas yang sudah banyak membuat pom bensin dimana-mana. Yang punya modal kuat bisa bertahan dan bahkan makin mendulang keuntungan. Sementara yang modalnya kecil kandas di tengah jalan. Mungkin harus ada perbaikan Bhineka Tunggal Ika yang baru yaitu “ Yang kaya semakin kaya, Yang miskin semakim miskin”, begitulah kira-kira situasi yang terjadi di masa sekarang ini.

Situasi persaingan itu tidak hanya terjadi antara institusi. Persaingan antar individu pun terjadi. Yang satu punya handphone terbaru, yang lain tak mau kalah. Inilah yang disebut orang-orang yang termakan zaman. Kemajuan teknologi memicu orang untuk berlomba-lomba mengikutinya, karena takut dicela “ketinggalan jaman” atau disebut “katrok” ataupun disebut “manusia primitif” seperti yang telah di katakan dosen saya. 
Ajaran pokok Driyarkara yaitu "manusia adalah kawan bagi sesama". Manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini (homo homini socius). Pikiran homo homini socius ini ditaruh untuk mengkritik, mengoreksi, dan memperbaiki sosialitas preman; sosialitas yang saling mengerkah, memangsa, dan saling membenci dalam homo homini lupus (sesama adalah serigala bagi manusia).


Inilah yang mendasari watak orang-orang jaman sekarang khususnya bangsa ini yang saling membunuh dan menganggap saudara setanah air musuh. Buktinya belum lama terjadi keributan di Jl. Ampera, Jakarta Selatan tepat di depan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang hingga terdapat 3 korba jiwa. Keributan terserbut di picu dengan salah satu kejadian yang terbunuhnya rekan dari suatu kubu tertentu. Banyak yang mengatakan keributan tersebut antara Ambon dengan Flores. Disini kita dapat milhat 2 sisi berbeda yaitu Homo Homini Socio dan Homo Homini Lupus.

Karena terbunuh salah satu saudara dari suku Ambon maka mereka marah dan menentukan untuk membalas dendam atas kematian saudaranya. Di sisi ini kita dapat melihat Homo Homini Socio yang erat antara anggota-anggota suku Ambon, namun di lain sisi kita melihat juga Homo Homini Lupus yang sangat kental yaitu membunuh suku Flores.

Inti dari pikiran ini adalah bahwa manusia akan butuh orang lain dalam hidupnya untuk berinteraksi. Dalam sebuah teori yang sangat sederhana, teori ini dapat dengan sederhana dibuktikan dengan kebutuhan manusia akan akurasi dan dipandang baik oleh orang lain. Karena kodrat manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah dapat hidup sendiri.

Bagaimanapun manusia ingin mencoba hidup sendiri, dan tidak memikirkan orang lain, manusia akan tetap berada dalam kondisi dimana dia akan terikat dengan orang lain. Homo homini socius merupakan sebuah konsep yang telah terbukti dengan adaptasi teori psikologis yang menjelaskan bahwa bagaimanapun, manusia akan terikat dengan lingkungannya dan khususnya lingkungan sosialnya. 
Homo Homini Lupus telah berkembang melewati batas individu, antar kelompok, bangsa, dan mungkin perlahan telah membentuk suatu kebudayaan sendiri. Homo Homini Lupus telah masuk dalamrelung aktivitas manusia, baik itu ekonomi, social, hukum, politik dengan segala bungkus atribut kekinian. Sebagian manusia telah kehilangan cara pandang hidupnya (way of life) sehingga mereka khilaf akan kedudukannya sebagai mahluk yang berke-Tuhanan YangMaha Esa.
Nilai-nilai kemanusian nan penuh keadilan dan beradab yang Tuhan anugerahkan mengalami pasang surut, bahkan terombang-ambing dalambatas kepudaran. Nah disinilah homo homini lupus akan mengalami reproduksi yang sangat luar biasa.

Definisi Manusia didalam Homo Homini Socio, Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalamkemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.
Ini semua membuktikan bahwa keterkaitan Homo Homini Socio dengan Homo Homini Lupus tidak bisa dihilangkan. Jikalau Homo Homini Socio tidak ada maka tidak akan ada Homo Homini Lupus, dan begitu sebaliknya.

Tuhan memang Maha Adil menciptakan manusia. Ini mungkin bisa kita sebut hitam dan putih. Walaupun sangat berbeda namun jika salah satunya di hilangkan maka yang satunya lagi pun akan hilang, begitu juga sebaliknya.Dengan demikian manusia adalah sebuah paradoks. Karena dalamdirinya mengandung dua prinsip: manusia berupa “apa” (jasmani) dan manusia berupa “siapa” (rohani). Karena dua prinsip itulah manusia mengandung oposisi-oposisi dalamdirinya, dia adalah kesatuan dari dua prinsip yang berlawanan.Oleh karenanya kehidupan manusia adalah perjuangan terus menerus menuju kesempurnaan
(menuju kemutlakan Tuhan). Suatu perjuangan mengatasi paradoks dalam dirinya.

Itulah mengapa alasannya manusia di ciptakan berbeda-beda. Tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk menggabungkan yang berbeda tersebut serta bisa mengenal satu sama lain dan semata-mata hanya agar kita semua bisa berdoa kepada Tuhan hanya dengan satu cara. 

Sumber: 
http://id.wikipedia.org/wiki/Nicolaus_Driyarkara
 http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Hobbes
http://filsafat.kompasiana.com/2010/03/31/sosialisme-adalah-konsekuensi-logis-eksistensialisme
http://www.klik-galamedia.com/indexrubrik.php?idkolom=sketsa&wartakode=20100614101036
http://www.parokilaurentiusbdg.org/index.php?option=com_content&view=article&id=129:fr-sigitsetyantoro&
catid=37:admin-laurentius&Itemid=122
http://andhisetiawan.blogspot.com/2009/05/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html
http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html
http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/05/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html
http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/1903717-makhluk-sosial/
http://dweysocial.blogspot.com/2008/01/manusia-sebagai-makhluk-sosial.
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia http://mahadayadiri.wordpress.com/2008/10/28/homo-hominilupus-
masa-kini/ 



2 komentar:

  1. artikel bagus , intinya sih yang berbeda untuk saling melengkapin satu sama lain nya.

    tahnks buat artikel y

    BalasHapus
  2. Homo homini lupus ..
    https://posmusica.wordpress.com/2018/01/19/rusa-yang-sanggup-merubah-aliran-sungai/

    BalasHapus